‘tentang’ sempak saya

saya sebenarnya sedikit merasa rancu untuk menyampaikan perihal ‘tentang’ ini. secara samar seharusnya tidak perlu. karena dengan menelusurinya secara utuh, sudara akan mengetahui dengan sendirinya.

secara nyata, tidak ada sedikitpun urgensi perihal ‘tentang’ ini. apakah saya perlu menjelaskan kepada sudara? saya tidak perlu. apakah sudara perlu tahu? ah, sudara memang selalu ingin tahu.

yang saya takutkan, perihal ‘tentang’ ini akan menciptakan demarkasi bagi sudara, mengenai siapa yang akan dan siapa yang tidak akan membukanya. tentunya karena ketertarikan yang berbeda.

yang saya lebih takutkan, perihal ‘tentang’ ini akan menciptakan demarkasi bagi  saya sendiri, mengenai batasan ketika mengisinya kelak. yang seharusnya tidak perlu.

pada akhirnya, perihal ‘tentang’ ini tidak lebih sebagai sempak saya bagi kita. dia mengekang, membatasi gerak, membantah kebebasan, membatalkan keterbukaan kelamin saya. pun dia juga semena-mena menghalangi sudara dari menikmati keindahan visual kelamin saya itu.

mengapa harus susah-susah? jika tidak puas hanya melihat, langsung sudari remas sajalah.. saya pun ikhlas..

Leave a comment